Selamat datang di Dunia!

Dunia adalah stasiun, kalau kita adalah kereta.

Satu kereta datang, dan yang lain berangkat.

Kereta, kawanan roda, rel yang baik hati, rintikan fluida, asap dari cerobong...

Sungguh deh, hidup adalah stasiun beserta semua yang dibawa hujan menjatuhinya.

Rabu, 01 Juni 2011

Selamat Hari Pancasila!

SELAMAT HARI PANCASILA!


Barangkali nggak ada yang memberi Anda selamat macam itu hari ini. Tapi, suer! Hari ini Hari Pancasila lho, Saudara-saudara! Hari Kelahiran Pancasila tepatnya, soalnya kalau Hari Kesaktian Pancasila itu beda lagi (1 Oktober). Saya lihat hari ini biasa-biasa aja, nggak ada kegembiraan tersendiri atau perayaan apa-apa (macem Valentinan atau April Mop begitu). Padahal hari yang kita rayakan pada hari ini JAUH, JAAUUUUHHH LEBIH PENTING daripada Valentine’s Day atau Hari Bego Di Bulan April (April Fool).
Menurut sepupu kita bersama, Si Wiki Pedia, “Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.” Apa pula itu ideologi? Ideologi gampangnya adalah suatu paham atau konsep yang diapakai sebagai landasan / pedoman / panduan kehidupan suatu negara. Jadi apa pun yang dilakukan di negara Indonesia haruslah bersumber dari Pancasila (secara Pancasila itu ideologi Indonesia gitu Bok!)
Lahirnya Pancasila berawal dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Dibentuklah BPUPKI dan PPKI. Dalam rapatnya yang pertama (29 Mei - 1 Juni 1945), BPUPKI merumuskan falsafah dasar negara. Poin utamanya adalah persatuan kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi, kesejahteraan, dan ketuhanan. Semuanya dijadikan satu, diaduk rata, digodok, dan menjadi satu dalam Pancasila pada akhir rapat. Kelima prinsip tersebut kalau diperas lagi sampai benar-benar sarinya menghasilkan yang disebut dengan Ekasila atau Gotong Royong.
Nama Pancasila, yang terdiri dari kata “panca” (= lima) dan “sila” (= prinsip / asas), yang penuh fiolosofi ini diusulkan oleh seorang ahli bahasa sahabat Soekarno yang waktu itu hadir dalam rapat BPUPKI. Ahli bahasa itu adalah Muhammad Yamin. Pernah dengar?
Pancasila, seperti tujuan awal para founding-fathers Indonesia, adalah ideologi Indonesia. Filosofi Indonesia. Pancasila haruslah menjadi roh dalam setiap nafas Indonesia. Karena itu Pancasila memiliki hampir semua macam nilai-nilai yang ada. Sebut saja, kerja sama, patriotisme, menghargai, menghormati, kesalehan, sopan santun, tidak sombong, rajin menabung, dan semuanya yang baik-baik (yang kalian sering tuliskan di kertas ulangan PPKn dan Religiositas / Agama itu lho!) semuanya ada di Pancasila.
Namun selama bertahun-tahun, nilai-nilai Pancasila itu cuma sekedar “dogma” dan hafalan belaka (nggak heran di tengah pelajaran KWn setengah kelas pada terlelap). Meskipun ada pelajarannya (PPKn, PKn, KWn, atau P4 di jaman dulu), rasanya pengamalan nilai-nilai Pancasila tetap tidak dipraktikkan. Buktinya, cukup nengok aja ke kanan ke kiri dan ke kaca, pasti langsung ketemu... (termasuk yang nulis ini juga belum mengamalkan nilai Pancasila, hehehehehe...)
Coba sekarang, tanpa lihat buku atau tanya Mbah Gugel, sebutkan kelima Pancasila secara urut dan lengkap! Tulis, dan kemudian cek di buku. Apakah ada yang menemui kesulitan dalam menuliskan kelima sila Pancasila?
Guru Sejarah saya (Mister Oky) pernah melakukan percobaan ini di kelas saya. Hasilnya, memprihatinkan, Saudara-saudara... Dari 5 anak yang jadi sampel percobaan, nggak ada yang benar-benar tepat. Pasti ada aja yang salah, bahkan lupa sama sekali (padahal itu udah dikasih contekan lho!).
Tahu aja enggak, gimana mau mempraktikkan?
Pancasila seharusnya benar-benar menjadi filosofi dasar kehidupan, tidak hanya kehidupan bernegara, tapi juga kehidupan pribadi kita sebagai anak muda, anak tua, pegawai negeri, karyawan swasta, anak SMA, orang tua, atau sebagai orang biasa.  Bener lho! Soalnya kalau mau dilihat lebih jauh, Pancasila sebenarnya sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Contohnya, Anda suatu hari menerima hasil ulangan Fisikah dan mendapati nilai Anda 34. Anda frustasi setengah mati, dan pusing soal remedial. Anda merasa kehilangan semua harapan, dan rasanya pengen lompat dari Monas (karena ini adalah nilai 34 Anda yang kesepuluh minggu ini). Tapi, tenang! Anda bisa menghadapinya dengan PANCASILA!!
Begini, kejadian anda dapat nilai jelek aja sudah merupakan salah satu contoh “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” (dapat nilai jelek 10 kali seminggu adalah wajar dan manusiawi buat anak IPA Sanur, dan sungguh adil karena belajar atau nggak belajar hasilnya sama).
Untuk itu, Anda tidak boleh putus asa. Mungkin salah rumus atau salah perhitungan atau salah apa pun itu. Anda perlu memperbanyak doa sebelum dan sesudah ulangan (pengamalan “Ketuhanan Yang Maha Esa”). Niscaya, Tuhan pasti akan membantu Anda.
Lalu Anda harus mulai ikut kelompok belajar atau program pelajaran tambahan dengan anak-anak senasib seperjuangan dengan Anda yang sama-sama dapat nilai jelek (pengamalan “Persatuan Indonesia”).
Anda juga harus rajin bermusyawarah dengan guru Anda perihal kesalahan-kesalahan apa yang Anda buat sehingga nanti kesalahan itu tidak dibuat lagi (pengamalan “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”).
Dan terakhir, kalau Anda dan teman-teman Anda belajar bersama dengan sungguh-sungguh, ulangan Anda nanti pasti akan jadi bagus. Anda senang, teman Anda senang, guru Anda pun senang. Ini adalah perwujudan dari “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sederhana kan? Dan terbukti bahwa Pancasila sangat relevan buat kehidupan kita. 
Contoh lainnya, di malam yang indah dan sejuk di malam minggu, Anda telah membuatkan pacar Anda kado ulang tahun yang dibuat sendiri. Namun Anda ketiduran dan hanya karena terlambat 5 menit menjemput doi, dia sampai marah besar sama Anda. OH NOOO!! Dunia hancur seiring dengan rontoknya hati Anda. Keinginan menghabiskan malam yang dingin berdua dengan pacar Anda yang lagi ulang tahun (kayak di pilem-pilem Korea gitu) pupus sudah.
Tenang! Anda bisa menghadapinya dengan PANCASILA kita tercinta!
Tentu hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah, sesuai sila pertama, adalah Novena 3 kali Salam Maria. Lalu coba Anda renungkan bagaimana perasaan pacar Anda supaya bisa lebih mengerti dia (sila kedua). Mulailah mendekati dia lagi untuk berbaikan. Siapkan jurus-jurus maut Anda untuk dia supaya gimana caranya Anda dan dia bisa bersatu kembali (sila ketiga). Mulailah ngobrol-ngobrol sama dia, siapa tahu Anda punya salah atau somehow pernah nyakitin dia (sila keempat). Dari situ, yakin Anda dan dia bisa bahagia lagi (sila kelima). Happily ever after a la Pancasila! Yaaaaayy!!
Terbukti kan Pancasila memang relevan dan memang dirancang untuk bisa menjadi panduan hidup seluruh warga Indonesia (dan memang itulah keunikan Pancasila)! Coba saja Anda renungkan berbagai peristiwa hidup Anda dengan Pancasila. Dari percintaan sampai nasionalisme, dijamin ketemu deh solusinya!
Jadi, selamat Hari Pancasila!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar